Minggu, 21 November 2010

Sosok Presiden 2014

Pemilihan Presiden 2014 akan menjadi pertarungan sejumlah wajah baru. Meski masih dimungkinkan terjadi "daur ulang" calon presiden (capres), peluangnya jauh lebih kecil dibanding Pilpres 2009. Selain karena tokoh yang menjadi "langganan" capres sudah kehilangan momentum, juga karena tumbuhnya harapan bagi kader yang matang selama transisi menuju reformasi.

Bagaimana partai merespon kecenderungan bangkitnya capres muda? Sebagian jawaban terbaca dari cara parpol melakukan kaderisasi kepemimpinan di tubuh partai, selain makin solidnya lembaga prodemokrasi di luar parpol.Pada 2014 tuntutan munculnya capres muda akan lebih nyaring. Soekarno dan Soeharto dilantik sebagai presiden dalam usia muda dan terbukti melahirkan perubahan fenomenal pada masanya. Sayang tradisi capres muda tidak berlanjut. Banyak kandidat yang masih belia sudah layu sebelum penjaringan capres dilakukan parpol.

Majunya capres berlatar belakang ormas atau purnawirawan yang di adopsi dan di usung parpol atau gabungan parpol masih amat berpeluang terjadi karena beberapa sebab. Kesatu, daya tarik ormas dan kematangan capres yang berlatar belakang purnawirawan. Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama adalah dua ormas yang memiliki basis dukungan riil yang kuat. Meski dalam Pilpres 2009 kedua ormas ini tidak memajukan kadernya, semangat politik para tokoh yang menggerakkan kedua ormas ini belum sirna. Begitu pula purnawirawan, meski TNI dan Polri sudah kembali ke alat pertahanan dan keamanan negara, dan tidak bermain politik.

menurut saya sosok presiden 2014 harus dapat membangun sistem politik demokratis yang sehat tidak hanya bertumpu pada kelembagaan partai politik yang kuat. Di luar kelembagaan partai politik, sistem politik demokratis membutuhkan budaya politik yang mendorong tumbuhnya komitmen terhadap demokrasi, mencegah tampilnya pemimpin yang melemahkan sistem politik, dan mampu menekan sinisme publik dengan kebijakan distinktif. Kebutuhan ini hanya mungkin dipenuhi oleh sosok pemimpin yang bisa menghidupi partai dengan pikiran, sikap, dan tindakannya, bukan pemimpin yang mencari hidup dari partai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar