Kamis, 14 Januari 2010

pendidikan di indonesia

Konsep mendidik sendiri adalah sekumpulan metode edukasi yang dapat mengarahkan setiap individu untuk membangun kepribadiannya secara paripurna. Baik dari segi ilmiah, keimanan, akhlak, sosial dan lain sebagainya. Proses ini bertujuan untuk mengangkat kualitas diri pada derajat kesempurnaan manusiawi, serta menekankan pada potensi dan kemauan diri yang secara fitrah mencintai langkah kearah kebaikan. Sebagai sebuah konsep, proses mendidik diri sendiri tentunya memiliki beragam metode dan cara. Sebagai pilar pertama menurut para ulama adalah instropeksi diri.

Instropeksi diri adalah sesuatu yang terjadi secara alami belaka, jika orang mau menggunakan akalnya. Fitrah manusia yang mencintai kebaikan dan membenci keburukan, membuat orang berfikir untuk memilih jalan yang terbaik dalam hidupnya. Bagi seorang muslim, instropeksi diri punya makna tersendiri, sebab orientasi perbuatannya adalah akhirat. Seperti sebuah ungkapan : instropeksilah dirimu, sebelum kalian diperhitungkan, perhatikanlah amal saleh yang telah kalian persiapkan, saat kembali dan mempersembahkannya dihadapan Allah SWT. Selain itu pula proses instropeksi ini sangat bermanfaat jika rutin dilakukan pada waktu tertentu. Kondisi ini adalah kesempatan emas untuk menengok kebaikan yang telah didulang, sembari merunut jumlah keburukan yang telah menjerat diri.

Tak dapat di pungkiri, bahwa sikap lalai kebanyakan orang, dilatar belakangi oleh awamnya terhadap manfaat mendidik diri sendiri. Beberapa pakar muslim telah menguraikan manfaat dari hasil proses mendidik sendiri yang menuntut keikhlasan dan kesungguhan, adalah sebagai berikut :

1. Manfaat pertama adalah kejayaan & ganjaran surga di akhirat (QS Al-Kahfi:107).

2. Mendidik diri sendiri yang terwujud dalam kesungguhan, berpegang teguh pada aturan yang hak, dan akan melahiran kebahagiaan serta ketentraman yang tak diperoleh dengan jalan lain (QS Thaha:124).

3. Pribadi-pribadi yang berusaha mengamalkan akhlak baiknya dalam kehidupan sehari-hari, tak ayal akan meraih cinta dan perasaan untuk dapat diterima oleh orang lain. Sebab, setiap manusia sejati berusaha menjauhi perbuatan- perbuatan yang dapat merusak hubungan sesama manusia seperti syirik, fitnah, gosip, zalim dan lain sebagainya.

4. Waktu dan hartapun menjadi berkah. Boleh jadi umur dan harta yang diberikan lebih sedikit dibandingkan orang lain, akan tetapi kesungguhan manusia sejati, yang berusaha mendidik dirinya, akan membuat waktu yang kelihatannya sedikit, akan sarat dengan manfaat. Setiap waktunya adalah upaya untuk meminimalkan tindakan-tindakan bodoh yang dapat merusak nilai ”rapot”nya dihadapan Allah SWT.

5. Pribadi yang mengasah dirinya juga lebih tahan banting dalam menghadapi persoalan dunia. Jauh dari stres dan putus asa. Saat gembira, ia menabur syukur. Saat nestapa, ia menebar sabar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar